Minggu, 01 Juni 2014

Argentina



Perjalanan Argentina menuju putaran final Piala Dunia 2014 Brasil cukup mulus. Bermaterikan pemain-peman top baik di kompetisi lokal maupun Eropa, “Albiceleste” tampil gagah sehingga mampu memuncaki klasemen kualifikasi Zona Amerika Selatan.

Sepanjang babak itu, Argentina hanya menelan dua kali kekalahan saat melawan Venezuela dan Uruguay. Selebihnya, Lionel Messi dan kawan-kawan mampu menang sebanyak sembilan kali dan meraih imbang lima kali.

Hasil positif tersebut membuka keoptimisan bagi para pendukung Argentina yang sudah rindu gelar. Maklum, sudah lama Argentina terakhir kali merengkuh gelar juara Dunia sejak terakhir kali mencicipi keberhasilan pada 1986.

Dalam sejarah keikutsertaannya di Piala Dunia, Argentina baru dua kali menjadi juara, yaitu pada tahun 1978 dan 1986, yang melahirkan dua nama beken yang tak terlupakan, Mario Kempes dan Diego Armado Maradona.

Nama terakhir sangat melegenda, karena selain penuh tekhnik dan atraktif, dia juga membuat gol kontroversial yang akhirnya mendapat sebutan "gol Tangan Tuhan", ketika Argentina mengalahkan Inggris 2-1 di perempat final Piala Dunia 1986, sebelum menjejakkan kaki di final dan mengalahkan Jerman Barat 3-2.

Empat tahun berselang, Argentina datang ke Italia dengan kekuatan yang nyaris tak jauh berbeda dengan ketika menjadi juara di Meksiko. Maradona kembali menjadi sosok sentral "Albiceleste" yang kembali difavoritkan untuk bisa mempertahankan gelarnya.

Namun pada partai pembukaan, di luar dugaan Argentina takluk 0-1 dari Kamerun. Setelah itu, "tim Tango" langsung bangkit, dan bisa melewati fase penyisihan grup dan lolos ke putaran kedua untuk menyisihkan Brasil. Langkah Argentina mulus, termasuk ketika menyingkirkan tuan rumah Italia di semifinal, lewat adu penalti, setelah skor selama waktu pertandingan 1-1.

Sayang, di final Argentina harus mengakui keunggulan Jerman Barat lewat gol penalti yang kontroversial dari Andreas Brehme. Pupuslah harapan Argentina untuk mempertahankan gelar, sekaligus menyabet trofi paling bergengsi ini untuk ketiga kalinya.

Pada Piala Dunia 1994 Amerika Serikat, Argentina yang tetap membawa sang mega bintang Maradona, kembali menjadi favorit. Tetapi perjalanan mereka mendapat rintangan berat, karena Maradona harus meninggalkan timnya sebelum menuntaskan perjuangan setelah terbukti positif menggunakan doping sehingga langsung dicoret, dan ini juga menjadi tanda berakhirnya era sang legenda.

Sejak itu, perjalanan Argentina di Piala Dunia tak pernah mulus lagi. Prestasi terbaik tim biru langit ini adalah maju hingga perempat final, yang dilakukan di Perancis pada 1998, Jerman pada 2006 serta di Afrika Selatan pada 2010.

Bahkan, catatan buruk sempat dialami oleh Argentina ketika tampil di Asia, di mana Korea Selatan-Jepang menjadi tuan rumah, mereka langsung tersingkir di penyisihan grup karena kalah bersaing dengan Swedia dan Inggris (dari tiga pertandingan, Argentina hanya dua kali imbang dan sekali kalah).

Kini publik Argentina kembali membawa harapan tinggi di perhelatan Piala Dunia 2014. Apalagi, kali ini Argentina akan bermain di wilayah mereka sendiri yang memiliki kebudayaan dan iklim tidak jauh berbeda.

Kembali datang dengan sejumlah nama top, Argentina punya potensi menghancurkan semua musuhnya untuk mengakhiri penantian selama 28 tahun. Apalagi, Lionel Messi dipastikan akan lebih berpengalaman mengikuti turnamen ini dengan puluhan rekor serta prestasi yang sudah dia raih di kompetisi Eropa.

Hanya saja, Argentina yang tergabung di Grup B harus mewaspadai lawan-lawannya. Meskipun level para rivalnya masih di bawah, tetapi tim seperti Nigeria, Bosnia Herzegovina memiliki potensi untuk menjegalnya. Selain itu, Argentina juga harus mencari cara agar tampil konsisten sepanjang turnamen agar dapat memecahkan perjalanan biasa-biasa saja dalam Piala Dunia dalam beberapa tahun terakhir. (brasil2014.kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sepak Bola

Foto Populer Piala Dunia 2014

Bola

Soccer 2012

More Doodles

Arief