Tampil sebagai juara bertahan, Italia tersingkir di fase grup Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Itu masih ditambah rekor tak pernah menang. Padahal, di atas kertas, kelas Italia berada di atas tiga tim lain di Grup F, yaitu Paraguay, Slowakia, dan Selandia Baru.
Italia kemudian melakukan revolusi dengan mengangkat Cesare Prandelli menjadi pelatih. Prandelli mengubah permainan Italia menjadi lebih atraktif. Hasilnya, Italia berhasil melaju ke final Piala Eropa 2012 Polandia-Ukraina.
Sayang, setelah menyingkirkan Inggris di perempat final dan Jerman di semifinal, Italia malah kehilangan determinasi di babak final. Mereka dibuat tak berkutik oleh Spanyol dan akhirnya menyerah empat gol tanpa balas.
Kegagalan itu tak memupus filosofi sepak bola Prandelli. Prandelli tetap menyiapkan anak-anak menghadapi Piala Dunia 2014 Brasil dengan ide bahwa Italia harus tampil bagus dan menang. Italia tak selalu tampil sesuai harapan, tetapi mereka mampu meraih hasil yang dibutuhkan untuk tampil di Brasil.
Berada di Grup B bersama dengan Denmark, Ceko, Bulgaria, Armenia, dan Malta, Italia mengakhiri babak kualifikasi sebagai juara grup dengan nilai 22 dan rekor tak pernah kalah. Mereka unggul enam angka dari Denmark di tempat kedua. Italia juga membukukan rekor mememasukkan-kemasukan terbaik di grupnya, yaitu 19-9 gol.
Satu-satunya hal yang mengganjal dari keberhasilan Italia masuk putaran final adalah hasil imbang 2-2 yang mereka raih pada dua pertandingan terakhir babak kualifikasi, yaitu melawan Denmark dan Armenia.
Dua hasil imbang itu menunjukkan bahwa Italia menjaga determinasi dan motivasi bermain mereka tetap tinggi, mengingat di Piala Dunia 2014 mereka berada di Grup D bersama tim-tim yang di atas kertas kalah kelas dari mereka, yaitu Uruguay, Inggris, dan Kosta Rika. (brasil2014.kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sepak Bola